Rabu, 01 Mei 2019

Ulama Ahli Sanad Hadist Sedunia dari Nusantara

Syeikh Yasin Al Fadani


Nusantara/Indonesia telah dikenal oleh dunia sejak dahulu dikarenakan banyaknya ulama-ulama dari Nusantara yang berpengaruh terhadap perkembangan studi-studi Islam di dunia. Diantara ulama yang sangat berpengaruh dan karyanya dijadikan rujukan oleh para ulama dari pusat studi islam di seluruh dunia ketika itu dan sekarang ialah Al Muhaddist Syeikh Muhammad Yasin Al Fadani, seorang ulama kharismatik kelahiran Padang (Sumatera Barat).
Tulisan dari Dr. Nurkhalis Mukhtar, Lc., M.A (alumni Universitas Al Azhar, Kairo) dibawah ini semoga bisa menjadi wasilah (perantara) untuk lebih mengenal salah seorang sosok ulama ahli hadist dunia dari Nusantara.

Seri Tokoh Islam: Syeikh Muhammad Yasin Al Fadani

Para ulama kontemporer menyebutkan bahwa setelah wafatnya Syekh Yasin Padang, sanad keilmuan khususnya Hadis di dunia Islam turun satu tingkat dari 'sanad 'ali ke sanad nazil'. Sehingga muridnya yang berasal dari Mesir Syekh Said Mamduh menyebutkan betapa Syekh Yasin Padang layak disebut dengan Musnid Dunya, karena ia memiliki guru sekitar 700 sanad dari guru-gurunya yang bersambung langsung ke Rasulullah, dengan sanad terbanyak di dunia Islam.

Selain sebagai rujukan sanad dunia, keberadaan Syekh Yasin di Mekkah juga menjadi kebanggaan tersendiri bagi nusantara, terbukti dengan banyak karya tulisnya yang menjadi rujukan di dunia Islam dalam berbagai cabang keilmuan, khusus dalam bidang sanad hadits beliau dianggap oleh para ulama sebagai rajanya. Syeikh Yasin Padang menulis banyak kitab ada yang menyebut 98 karya dengan dominasi kajian sanad yang paling banyak, dan ia juga mensyarah Kitab Sunan Abu Daud karya Imam Abu Daud dalam 20 jilid, namun cetakan ini masih langka beredar. Di antara karyanya yang banyak beredar di pesantren-pesantren adalah Fawaid Janiyah sebuah kajian terhadap qawaid fikih dalam Mazhab Syafi'i, bahkan Kitab Fawaid ini dirujuk oleh Mantan Mufti Senior Mesir Syekh Ali Jum'ah.

Selain penulis produktif, ia juga memiliki banyak murid yang juga tersebar, dan umumnya menjadi ulama-ulama terpandang di antara mereka: Abuya Syeikh Muhammad Alawi al Hasani al Maliki, Syeikh Ismail Zain al Yamani, Syekh Muhajirin Bekasi, Syekh Sa'id Mamduh Mesir, Syekh Ali Jum'ah Mesir, Muallim KH Syafi'i Hazami Betawi, KH A. Sahal Mahfudz, Habib Hamid al Kaaf, KH Maimun Zubair, KH Abdurrahman Wahid/Gusdur, Abuya Muhibbuddin Waly Aceh, Tuan Guru Nuruddin al Banjari dan banyak para ulama lainnya yang tersebar di nusantara. Bahkan ada yang menyebut bahwa Syekh Muhammad Arsyad Thalib Lubis pengarang terkenal yang berasal dari Medan juga Murid Syekh Yasin Padang.

Syeikh Yasin (kiri) bersama Abuya Muda Waly (kanan)

Syekh Yasin sebaya dengan Syekh Muda Waly Aceh, mereka berdua pernah berguru kepada Syekh Ali Husein al Maliki, pentahqiq Kitab Asybah Wannazhair, sehingga ketika Abuya Muhibbuddin Waly berjumpa dengan Syekh Yasin, maka teringatlah akan temannya Syekh Muda Waly yang merupakan teman akrabnya, sehingga seluruh sanad hadits diijazahkan oleh Syekh Yasin kepada Abuya Muhibbuddin Waly. Teman lainnya dari Syekh Yasin Padang adalah Tuan Guru Pancor atau Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Majid, pendiri Nahdhatul Wathan, kakek dari mantan Gubernur NTB Tuan Guru Bajang. Adapun Syeikh Abdul Fattah Abu Ghuddah dalam beberapa karyanya menisbahkan dirinya sebagai murid Syekh Yasin Padang adalah sebagai bentuk ketawadhu'an beliau, karena kedua-duanya merupakan ulama besar kebanggaan dunia Islam yang lahir dalam usia yang sama. Singkat kata Syekh Yasin Padang adalah ulama kebanggaan Nusantara.

Semoga Allah senantiasa merahmati para ulama kita. Amin


0 komentar:

Posting Komentar